Beranda Warta Internasional Elon Musk Gagal Lobi Trump soal Tarif Impor, Bisnis Tesla Kian Tertekan
Internasional

Elon Musk Gagal Lobi Trump soal Tarif Impor, Bisnis Tesla Kian Tertekan

Bos Tesla Elon Musk (Metro Tv)

Pelitadigital.com – Ketegangan akibat kebijakan tarif impor baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus bergulir. Salah satu tokoh kunci di balik industri otomotif dan teknologi AS, Elon Musk, dilaporkan telah berupaya melobi langsung Presiden Trump untuk membatalkan pengenaan tarif tersebut. Namun, langkah tersebut tidak membuahkan hasil.

Dilansir dari Inca Berita CEO Tesla sekaligus anggota kabinet Trump dalam Departement of Government Efficiency (DOGE) itu, melakukan pendekatan pribadi kepada Trump pada akhir pekan lalu.
“CEO Tesla Elon Musk mengajukan permohonan langsung kepada Trump, namun tidak berhasil untuk membalikkan tarif selama akhir pekan lalu,” tulis laporan tersebut.

Pihak Gedung Putih dan Elon Musk belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan konfirmasi dari Reuters. Namun, imbas dari kegagalan tersebut mulai terlihat, khususnya terhadap bisnis Tesla yang belakangan mengalami tekanan dari berbagai arah.

Dalam sebuah unggahan di platform X, Musk menegaskan bahwa dampak tarif baru tidak bisa dianggap remeh.
“Penting untuk dicatat bahwa Tesla TIDAK tanpa cedera di sini. Dampak tarif terhadap Tesla masih signifikan,” kata Musk.

Keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump, yang sebelumnya dianggap sebagai langkah strategis, kini justru menimbulkan dilema baru. Penolakan terhadap sikap politik Musk kian meluas, memicu protes dan bahkan aksi vandalisme terhadap produk-produk Tesla di sejumlah wilayah. Hal ini turut memperburuk performa Tesla, baik dari sisi penjualan maupun kepercayaan publik.

Sementara itu, di tengah tekanan yang dihadapi Tesla, pabrikan mobil listrik asal Tiongkok, BYD, justru menunjukkan performa cemerlang. Data dari Counterpoint Research mencatat, pada kuartal pertama 2025 (Januari-Maret), BYD berhasil mengirimkan 416.388 unit kendaraan listrik secara global, unggul jauh dari Tesla yang hanya mencatat 336.681 unit.

Kondisi tersebut membuat posisi Tesla sebagai pemimpin pasar kendaraan listrik dunia kembali terancam. Penurunan kinerja Tesla turut berdampak pada pasar saham, yang mencatat tren penurunan sejak Musk resmi bergabung dalam pemerintahan Trump.

Dari sisi ekonomi makro, para pakar mulai menyuarakan kekhawatiran akan dampak luas dari kebijakan tarif ini terhadap perekonomian domestik. Reuters melaporkan bahwa kebijakan ini bisa memicu kenaikan inflasi, memperbesar risiko resesi, dan meningkatkan beban biaya hidup masyarakat Amerika.

Dr. Kishore Kulkarni, profesor ekonomi di MSU Denver, bahkan memprediksi lonjakan harga kendaraan akan terjadi dalam waktu dekat.
“Tidak diragukan lagi, harga mobil pekan depan akan lebih mahal ketimbang hari ini,” ujar Kulkarni, , Selasa (8/4).

Menurut Kulkarni, kompleksitas industri otomotif membuat hampir semua jenis mobil, baik rakitan lokal maupun impor, tidak akan luput dari dampak tarif.
“Untuk banyak mobil, perakitan ada di suatu tempat, mesinnya dari suatu tempat, suku cadang bodinya ada di suatu tempat. Jadi jelas, mobil adalah komoditas yang sangat kompleks yang membutuhkan banyak barang impor dan input impor, dan oleh karena itu, perusahaan mobil akan menemukan cara untuk beradaptasi dengan semua ini,” paparnya.

Kondisi ini tentu menambah tantangan bagi Tesla dan pabrikan otomotif lain di Amerika Serikat, yang kini dihadapkan pada realitas baru ketika kebijakan pemerintah justru menjadi salah satu sumber tekanan terbesar terhadap industri strategis nasional.

Sebelumnya

Biaya dan Prosedur Mendapatkan Plat Nomor Cantik Mobil

Selanjutnya

10 Langkah Cerdas Membeli Mobil Pertama untuk Pemula

Pelita Digital