Beranda Info Gejala Keracunan Tanaman Oleander pada Manusia dan Hewan Peliharaan
Info

Gejala Keracunan Tanaman Oleander pada Manusia dan Hewan Peliharaan

Gambar : Freepik

Pelitadigital.com – Tanaman oleander (Nerium oleander) terkenal dengan keindahannya, namun tak banyak yang tahu bahwa tanaman ini sangat berbahaya. Tanaman ini, yang sering ditemukan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah, menyimpan racun berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan pada manusia dan hewan peliharaan jika tidak ditangani dengan benar.

Banyak orang mungkin tidak menyadari bahaya yang tersembunyi di balik keindahan bunga oleander. Tanaman ini mengandung senyawa beracun yang dapat menyebabkan gejala serius jika tertelan, terhirup, atau bahkan saat kontak langsung dengan kulit. Tidak hanya berisiko bagi manusia, oleander juga dapat membahayakan hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, yang sering kali tertarik pada tanaman hias ini.

Penting bagi setiap orang yang memelihara tanaman oleander untuk memahami gejala keracunan yang ditimbulkan. Mengingat bahayanya, pemilik rumah dengan tanaman oleander harus waspada dan menjaga jarak tanaman ini dari anak-anak dan hewan peliharaan mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala keracunan oleander pada manusia dan hewan peliharaan, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya.

Tanaman oleander menurut PAFI Kerinci   mengandung senyawa glikosida jantung yang sangat beracun. Senyawa ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, termasuk peningkatan atau penurunan detak jantung yang tidak normal. Jika seseorang atau hewan memakan bagian tanaman ini, gejala keracunan dapat muncul dalam waktu singkat.

Pada manusia, gejala keracunan oleander dapat dimulai dengan mual dan muntah. Rasa sakit perut yang hebat juga sering dialami, yang disertai dengan diare. Seiring berjalannya waktu, penderita bisa mengalami pusing, kebingungan, dan kesulitan bernapas. Jika tidak segera ditangani, keracunan yang lebih serius dapat menyebabkan kejang atau bahkan kematian.

Pada hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, gejala keracunan oleander hampir mirip dengan pada manusia. Hewan yang tertarik pada daun atau bunga oleander bisa mulai menunjukkan tanda-tanda muntah dan diare. Selain itu, mereka juga bisa mengalami kelelahan yang berlebihan, tremor otot, dan gangguan detak jantung yang tidak teratur. Dalam beberapa kasus, keracunan oleander pada hewan peliharaan dapat berujung pada kegagalan organ jika tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Menurut ahli toksikologi, tingkat keparahan keracunan pada manusia maupun hewan sangat bergantung pada jumlah bagian tanaman yang tertelan. Beberapa bagian tanaman oleander, seperti bunga, daun, dan batang, mengandung tingkat racun yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pemilik rumah yang memiliki tanaman ini harus sangat berhati-hati agar tidak ada anggota keluarga atau hewan peliharaan yang terpapar secara langsung.

Jika terjadi keracunan oleander, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah segera menghubungi tenaga medis atau pusat pengendalian racun. Pada manusia, proses pengobatan biasanya melibatkan pemberian arang aktif untuk menyerap racun, serta pengawasan ketat terhadap fungsi jantung dan pernapasan. Pada hewan, penanganan juga mencakup pengawasan intensif di rumah sakit hewan, termasuk pemberian cairan intravena dan obat-obatan untuk menstabilkan kondisi mereka.

Selain itu, pencegahan menjadi langkah utama dalam menghindari keracunan. Sebaiknya, tanaman oleander diletakkan di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak atau hewan peliharaan. Pemilik rumah yang memiliki tanaman oleander juga disarankan untuk mengenakan sarung tangan saat memangkas atau merawat tanaman ini, untuk menghindari kontak langsung dengan getah tanaman yang bisa menyebabkan iritasi kulit atau keracunan ringan.

Keindahan tanaman oleander yang sering dijadikan tanaman hias memang mengundang daya tarik, namun penting untuk diingat bahwa tanaman ini membawa potensi bahaya yang tidak boleh dianggap remeh. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap gejala-gejala keracunan yang bisa muncul akibat tanaman ini, baik pada manusia maupun hewan peliharaan. Dengan pemahaman yang baik dan langkah pencegahan yang tepat, risiko keracunan oleander dapat diminimalisir.

Sebelumnya

Bahaya Tanaman Beracun seperti Dieffenbachia dan Langkah Pertolongan Pertama

Selanjutnya

Cara Mencegah Infeksi Penyakit Cacing Hati akibat Konsumsi Sayuran Mentah

Pelita Digital