Kenapa Cincin Nikah Dipakai di Jari Manis? Ternyata Bukan Sekadar Tradisi Romantis
Pelitadigital.com – Sebagian besar orang mungkin mengikuti tradisi memakai cincin pernikahan di jari manis tanpa pernah mempertanyakan alasannya. Padahal, kebiasaan ini memiliki sejarah panjang yang menarik untuk dikulik. Tidak hanya berlaku di negara Barat, tradisi memakai cincin di jari manis juga populer di Indonesia hingga kini.
Asal-Usul Keyakinan “Vena Amoris”
Pada masa Romawi kuno, jari manis dipercaya memiliki pembuluh darah istimewa yang langsung terhubung ke jantung. Pembuluh darah ini disebut Vena Amoris atau “pembuluh darah cinta”. Karena dianggap melambangkan ikatan emosional dan keabadian, cincin pernikahan pun diletakkan di jari tersebut sebagai simbol cinta yang tak terputus.
Meski secara medis keyakinan itu terbantahkan—karena semua jari sebenarnya memiliki pembuluh yang terkoneksi ke jantung—tradisi ini tetap bertahan hingga sekarang. Stephanie Selle, pakar perhiasan yang dikutip dari Brides, menyebut bahwa romantisme di balik simbol tersebut menjadi alasan budaya ini terus hidup.
Setiap Negara Punya Kebiasaan Berbeda
Menariknya, penempatan cincin pernikahan tidak selalu sama di seluruh dunia. Berikut beberapa variasi tradisinya:
| Negara / Budaya | Posisi Cincin Nikah |
|---|---|
| Amerika & Eropa Barat | Jari manis tangan kiri |
| India, Jerman, Spanyol, Norwegia, Rusia | Jari manis tangan kanan |
| Sejarah kuno | Pernah dikenakan di semua jari, termasuk ibu jari |
Artinya, memakai cincin nikah sebenarnya bukan soal benar atau salah, melainkan soal budaya dan preferensi pribadi.
Lalu, Bagaimana Jika Punya Dua Cincin? (Tunangan & Nikah)
Banyak pasangan modern terutama yang mengikuti gaya selebritas seperti Selena Gomez — memiliki dua cincin sekaligus: cincin tunangan dan cincin pernikahan. Nah, bagaimana cara memakainya agar tetap serasi?
Berikut beberapa inspirasi gaya yang bisa diterapkan:
1. Gaya Tradisional
Cincin nikah dipakai terlebih dahulu di jari manis kiri, lalu cincin tunangan diletakkan di atasnya. Urutannya dianggap mencerminkan prioritas, karena cincin nikah adalah simbol final dari komitmen.
2. Gaya Kronologis
Kebalikannya, cincin tunangan dipakai dulu, baru cincin nikah ditumpuk di atasnya. Gaya ini cocok jika cincin tunangan memiliki batu besar sehingga bisa menjadi “panggung utama”.
3. Gaya Bebas / Inkonvensional
Tidak suka tumpuk-tumpukan? Cincin bisa dipisah. Misalnya, cincin nikah di tangan kiri, cincin tunangan di tangan kanan, atau masing-masing di jari yang berbeda. Fleksibel, tapi tetap elegan.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Aksesori
Cincin pernikahan bukan hanya perhiasan, tetapi simbol cinta yang menyimpan sejarah ribuan tahun. Mau diletakkan di tangan kiri, kanan, ditumpuk, atau dipisah yang terpenting adalah maknanya bagi pasangan.
Karena pada akhirnya, cincin hanyalah benda. Yang membuatnya berarti adalah rasa yang melingkari di baliknya.













