Rocky Gerung dan Silfester Matutina Adu Argumen Sengit di Acara Live, Begini Kronologinya!

Pelitadigital.com – Debat panas kembali mewarnai dunia politik tanah air, kali ini terjadi dalam acara talkshow “Rakyat Bersuara” yang disiarkan secara langsung oleh iNews. Diskusi tersebut melibatkan dua tokoh yang sering bersuara lantang di publik, yakni Rocky Gerung, pengamat politik sekaligus akademisi, dan Silfester Matutina, seorang relawan setia Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Acara yang mengusung tema “Banyak Drama Jelang Pilkada, Kenapa?” itu menjadi ajang adu argumen antara Rocky dan Silfester. Diskusi yang awalnya berjalan santai tiba-tiba berubah menjadi panas saat Rocky mengomentari beberapa istilah hukum yang berkaitan dengan dinamika politik menjelang Pilkada 2024. Rocky terlihat mencoba menjelaskan dengan nada mengajarkan, sesuatu yang membuat Silfester merasa tersinggung.
“Saya tidak setuju dengan pendapat Anda yang seolah-olah merendahkan kemampuan kami memahami hukum. Tunjukkan bukti dari pernyataan Anda,” tegas Silfester dengan nada tinggi, menanggapi pandangan Rocky yang menyebutkan adanya indikasi ‘cawe-cawe’ dari Jokowi dalam persiapan Pilkada mendatang.
Perdebatan semakin memanas ketika Silfester mulai membentak Rocky dan beberapa kali mengeluarkan kata-kata kasar. Situasi tersebut membuat host acara harus turun tangan untuk menenangkan kedua pihak agar diskusi tetap kondusif. Meski demikian, ketegangan tidak dapat dihindarkan, dan suasana acara tetap dipenuhi dengan perdebatan sengit antara kedua narasumber.
Rocky Gerung, Sosok yang Selalu Kontroversial
Rocky Gerung, bukanlah nama yang asing di kancah politik Indonesia. Pemikirannya yang tajam dan sering kali kontroversial membuatnya menjadi salah satu tokoh yang selalu dinantikan komentarnya terkait isu-isu politik terkini. Tidak jarang, kritikannya terhadap pemerintahan menuai pro dan kontra di masyarakat.
Selain aktif sebagai pengamat politik, Rocky juga dikenal sebagai seorang akademisi. Meski menjadi dosen di Universitas Indonesia, Rocky memilih untuk tidak mengambil upah dari pekerjaannya sebagai pengajar. Keputusan ini semakin memperkuat citranya sebagai sosok yang lebih mengedepankan intelektualitas daripada materi.
Namun, bukan berarti Rocky tidak memiliki sumber penghasilan yang signifikan. Melalui kanal YouTube miliknya, Rocky Gerung Official, ia berhasil menarik perhatian lebih dari 2,16 juta subscriber. Berdasarkan data dari Social Blade, pendapatan Rocky dari kanal tersebut diperkirakan mencapai USD 4.000 hingga USD 63.500 per bulan, atau setara dengan Rp61,9 juta hingga Rp984,18 juta.
Dengan pendapatan sebesar itu, dalam setahun, Rocky diperkirakan dapat mengantongi hingga Rp11,8 miliar hanya dari konten yang diunggah di YouTube. Angka ini tentu menjadi bukti bahwa pemikirannya tidak hanya dihargai dari sisi akademis, tetapi juga secara finansial melalui platform digital.
Kritik Tajam yang Tak Pernah Padam
Bukan hanya sekali dua kali Rocky Gerung menyuarakan pandangannya yang kontroversial. Beberapa waktu lalu, ia kembali membuat heboh dengan komentarnya tentang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Rocky menganggap proyek besar ini sebagai warisan yang akan diserahkan kepada pemerintahan selanjutnya, termasuk cucu Jokowi, Jan Ethes, sebagai metafora atas keberlanjutan kekuasaan.
Komentar-komentar tajam Rocky sering kali menimbulkan polemik, namun tak jarang juga memancing diskusi yang lebih mendalam di kalangan masyarakat. Dalam dunia politik yang dinamis, kehadiran tokoh seperti Rocky Gerung menjadi semacam cermin yang memperlihatkan realitas dari sudut pandang yang berbeda.
Dengan latar belakang akademis dan pengaruh digital yang kuat, Rocky terus menjadi salah satu suara yang diperhitungkan dalam lanskap politik Indonesia. Meskipun sering berseberangan dengan arus utama, keberanian Rocky untuk menyampaikan kritik tetap menjadi sorotan utama di tengah situasi politik yang kian memanas menjelang Pilkada 2024.
Sumber : Ayo Bandung