Vivo Y50i Resmi Rilis, Smartphone 5G Rp3 Jutaan dengan Baterai 6000 mAh dan Sertifikasi IP64

Pelitadigital – Industri smartphone kelas menengah kembali kedatangan pendatang baru. Vivo resmi memperkenalkan Vivo Y50i di pasar China pada September 2025. Perangkat ini menjadi pelengkap seri Y50 setelah sebelumnya hadir Vivo Y50 5G dan Y50m 5G.
Meski dibanderol sekitar Rp3,4 jutaan, Vivo Y50i menawarkan sejumlah keunggulan menarik, mulai dari dukungan jaringan 5G, baterai jumbo 6000 mAh, hingga sertifikasi IP64. Namun, ada pula beberapa catatan yang perlu diperhatikan calon pengguna.
Baca juga: Vivo X300 dan X300 Pro Siap Meluncur 13 Oktober 2025, Bawa Inovasi Kamera dan Produk Ekosistem Baru
Performa Dimensity 6300, Chip Populer untuk HP 5G Terjangkau
Vivo Y50i mengandalkan MediaTek Dimensity 6300, prosesor 6 nm yang kini banyak digunakan oleh ponsel 5G entry-level. Chipset ini dipadukan dengan RAM 6 GB LPDDR4X serta penyimpanan internal 128 GB eMMC 5.1.
Meskipun kapasitas penyimpanan cukup lega, penggunaan eMMC 5.1 dinilai kurang maksimal karena Dimensity 6300 sebenarnya mendukung memori UFS 2.2 yang lebih cepat. Kendati demikian, kombinasi ini masih memadai untuk kebutuhan harian, termasuk multitasking ringan dan akses internet 5G yang stabil.
Layar Luas dengan Kecerahan Tinggi
Untuk tampilan, Vivo Y50i hadir dengan layar LCD 6,74 inci beresolusi HD+ (1600 x 720 piksel). Refresh rate mencapai 90 Hz dengan touch sampling rate 180 Hz, sehingga tetap nyaman untuk aktivitas scrolling dan gaming kasual.
Menariknya, tingkat kecerahan layar mencapai 1.000 nits, membuatnya tetap jelas meskipun digunakan di luar ruangan pada siang hari. Punch hole di bagian depan memuat kamera selfie 5 MP yang mendukung perekaman video hingga resolusi 1080p.
Kamera dengan Fitur Unik, LED Notifikasi dan Inframerah
Berbeda dengan kebanyakan ponsel di kelasnya, Vivo Y50i membawa fitur tambahan yang jarang ditemui. Di bagian belakang, ponsel ini mengusung kamera utama 13 MP dengan kemampuan zoom digital hingga 10x.
Selain LED flash, modul kameranya juga menampung pemancar inframerah yang bisa difungsikan sebagai remote TV atau AC. Tak hanya itu, ada pula LED berbentuk cincin yang berfungsi sebagai indikator notifikasi, memberikan sentuhan unik pada desainnya.
Baterai Jumbo 6000 mAh, Tapi Charging Lemot
Daya tahan menjadi salah satu keunggulan utama ponsel ini. Vivo Y50i dibekali baterai berkapasitas 6000 mAh yang mampu bertahan seharian penuh bahkan untuk penggunaan intensif.
Sayangnya, dukungan pengisian dayanya hanya 15W. Angka ini tergolong lambat, apalagi jika dibandingkan dengan Vivo Y50 5G dan Y50m 5G yang sudah mendukung fast charging 44W. Pengisian ulang dari kosong hingga penuh diperkirakan memakan waktu lebih dari dua jam.
Ketangguhan Terjamin dengan Sertifikasi IP64
Vivo Y50i bukan hanya mengandalkan performa, tetapi juga ketangguhan fisiknya. Smartphone ini sudah mengantongi sertifikasi IP64, yang berarti tahan debu serta aman dari percikan air.
Selain itu, perangkat ini dilengkapi sensor sidik jari di tombol power, jack audio 3,5 mm, serta USB Type-C. Dimensinya cukup ramping dengan ketebalan 8,19 mm dan bobot 204 gram, membuatnya masih nyaman digenggam.
Harga dan Varian
Vivo Y50i tersedia dalam tiga pilihan warna elegan: Azure, Platinum, dan Diamond Black. Untuk saat ini, perangkat hanya hadir di pasar China dengan satu varian:
-
RAM 6 GB + ROM 128 GB – 1.499 yuan (sekitar Rp3,4 juta)
Belum ada informasi resmi apakah Vivo akan memboyong model ini ke pasar internasional, termasuk Indonesia.
Baca juga: Vivo Y500 Resmi Rilis di Tiongkok, Usung Baterai Jumbo 8.200 mAh dan Fitur Tahan Ekstrem
Vivo Y50i bisa menjadi pilihan menarik di kelas Rp3 jutaan bagi mereka yang mengutamakan baterai besar, layar terang, dukungan 5G, dan desain tahan cipratan air. Namun, bagi pengguna yang membutuhkan pengisian cepat, keterbatasan pada charging 15W bisa menjadi pertimbangan penting.
Dengan kombinasi fitur unik seperti infrared remote dan LED notifikasi berbentuk cincin, ponsel ini mampu menawarkan sesuatu yang berbeda di tengah ketatnya persaingan smartphone entry-level 5G.