Beranda Info Bahaya Penyakit Brucellosis dari Produk Susu Hewan yang Tidak Dipasteurisasi
Info

Bahaya Penyakit Brucellosis dari Produk Susu Hewan yang Tidak Dipasteurisasi

Gambar : Freepik

Pelitadigital.com – Penyakit brucellosis menjadi perhatian serius di Indonesia, terutama terkait dengan konsumsi produk susu hewan yang tidak dipasteurisasi. Meskipun susu segar dari peternakan menjadi pilihan favorit banyak konsumen, risiko brucellosis mengancam kesehatan. Penyakit ini dapat menular kepada manusia melalui konsumsi susu yang tidak diproses dengan baik. Penyuluhan mengenai bahaya brucellosis perlu dilakukan lebih intensif agar masyarakat lebih berhati-hati. Upaya preventif seperti pasteurisasi sangat dianjurkan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Brucellosis menurut PAFI Karo  adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Brucella yang menyerang hewan ternak dan dapat menular ke manusia. Meskipun kebanyakan kasus terjadi pada peternak dan pekerja di bidang peternakan, risiko penyebarannya melalui konsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi tidak boleh dianggap remeh. Di Indonesia, brucellosis sering ditemukan pada hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba yang menjadi sumber susu konsumsi.

Penyakit ini dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan cepat. Infeksi brucellosis dapat menyebabkan demam tinggi, berkeringat malam hari, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh manusia. Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti radang sendi atau infeksi pada organ vital.

Brucellosis, yang disebabkan oleh bakteri Brucella, merupakan penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini terutama menyerang hewan ternak, seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Hewan yang terinfeksi dapat menularkan bakteri ini melalui air susu, urin, dan sekresi tubuh lainnya. Menurut para ahli, hewan yang terinfeksi sering kali tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas, sehingga penyakit ini sering tidak terdeteksi sampai menular ke manusia.

Di Indonesia, salah satu cara brucellosis dapat menyebar adalah melalui konsumsi susu dari hewan yang terinfeksi, yang tidak diproses dengan baik. Susu yang tidak dipasteurisasi atau susu segar yang langsung dikonsumsi dapat mengandung bakteri Brucella yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu pada suhu tertentu untuk membunuh mikroorganisme berbahaya tanpa merusak kandungan gizi susu tersebut.

Pakar kesehatan hewan menyatakan bahwa pasteurisasi dapat menghilangkan sebagian besar patogen, termasuk bakteri Brucella, yang ada dalam susu. Namun, jika susu tidak dipasteurisasi, konsumen berisiko tinggi terkena infeksi brucellosis. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari demam tinggi, kelelahan, hingga gangguan persendian yang dapat berlangsung lama jika tidak segera ditangani.

Masyarakat yang tinggal di daerah peternakan atau yang sering mengonsumsi susu segar mentah harus lebih waspada terhadap risiko ini. Peternak yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap hewan ternaknya juga berisiko tinggi untuk menyebarkan penyakit ini. Oleh karena itu, penting bagi peternak dan konsumen untuk memperhatikan prosedur pengolahan susu yang benar, guna mencegah penyebaran penyakit berbahaya seperti brucellosis.

Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya konsumsi susu mentah. Sebagai langkah preventif, otoritas kesehatan harus memastikan bahwa produk susu yang beredar di pasar telah melalui proses pasteurisasi. Hal ini dapat dilakukan melalui pengawasan ketat terhadap industri susu dan pemberian informasi yang tepat kepada konsumen.

Melalui berbagai kampanye kesehatan, masyarakat dapat diajak untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan proses pengolahan produk susu. Edukasi ini juga harus mencakup cara-cara yang tepat dalam memilih susu yang aman untuk dikonsumsi serta pentingnya membeli produk susu dari sumber yang terpercaya.

Upaya pencegahan lainnya adalah dengan memastikan bahwa peternakan hewan ternak terdaftar dan memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pemeriksaan rutin terhadap hewan ternak juga penting untuk mencegah penyebaran brucellosis ke manusia dan hewan lainnya. Hal ini tidak hanya akan melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan industri peternakan di Indonesia.

Sebelumnya

Gejala Penyakit Chagas Akibat Gigitan Serangga dan Cara Pencegahannya

Selanjutnya

Risiko Infeksi Gigitan Hewan Laut seperti Ikan Pari atau Landak Laut

Pelita Digital