Beranda Otomotif Jangan Tunggu Rusak, Ini Waktu Ideal Ganti Oli Mobil Meski Jarang Dipakai
Otomotif

Jangan Tunggu Rusak, Ini Waktu Ideal Ganti Oli Mobil Meski Jarang Dipakai

Gambar : Freepik

Pelitadigital.com – Bagi sebagian pemilik mobil, penggantian oli mesin kerap dianggap cukup dilakukan berdasarkan jarak tempuh. Padahal, faktor waktu pemakaian kendaraan juga memiliki peran penting dalam menjaga kualitas pelumas serta performa mesin kendaraan secara keseluruhan. Mengabaikan salah satu dari dua indikator tersebut dapat memicu kerusakan serius pada mesin, bahkan ketika mobil jarang digunakan sekalipun.

Oli Bukan Sekadar Pelumas, Tapi Penjaga Umur Mesin

Oli mesin tidak hanya berfungsi sebagai pelumas antar komponen logam yang bergerak. Lebih dari itu, oli bertugas menstabilkan suhu mesin, mengurangi gesekan, serta membawa kotoran dan sisa pembakaran ke filter. Namun seiring waktu, kualitas kimiawi dari oli akan mengalami degradasi akibat proses oksidasi dan kontaminasi, baik karena suhu tinggi maupun karena kelembapan udara, bahkan saat kendaraan tidak aktif digunakan.

Fenomena ini sering kali terabaikan oleh pemilik mobil yang jarang berkendara. Mereka menganggap oli tidak perlu diganti karena odometer belum menunjukkan angka tinggi. Padahal, tanpa disadari, kandungan air hasil oksidasi di dalam oli dapat meningkat drastis dan mengganggu kemampuan oli dalam menjalankan fungsinya.

Risiko Menanti Bila Terlambat Ganti Oli

Jika oli dibiarkan terlalu lama tanpa penggantian, baik karena lupa maupun karena mobil jarang digunakan, berbagai masalah bisa muncul. Di antaranya adalah penurunan kemampuan oli dalam melumasi, meningkatnya gesekan antar komponen mesin, hingga terbentuknya residu kotoran yang berisiko menyumbat saluran oli.

Lebih parah lagi, pompa dan filter oli bisa mengalami penyumbatan, yang pada akhirnya memengaruhi sirkulasi oli di dalam mesin. Bila hal ini terjadi, bukan hanya performa mesin yang menurun, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerusakan permanen.

Kondisi Macet Perparah Degradasi Oli

Bagi pengendara yang beraktivitas di wilayah perkotaan, kondisi lalu lintas yang sering macet dan pola berkendara “stop and go” membuat mesin bekerja lebih keras. Meskipun mobil tidak menempuh jarak jauh, suhu kerja mesin tetap tinggi karena minimnya pendinginan alami dari aliran udara saat berkendara.

Dalam kondisi seperti ini, beban kerja oli pun meningkat. Apabila oli sudah mengalami penurunan kualitas, maka tidak hanya efisiensi bahan bakar yang terganggu, tetapi juga usia komponen internal mesin akan lebih pendek.

Jarak Tempuh atau Durasi? Jawabannya: Keduanya

Sebagai panduan, penggantian oli sebaiknya dilakukan setiap 10.000 kilometer atau enam bulan sekali—mana yang lebih dulu tercapai. Bagi pengguna dengan mobilitas tinggi, angka 10.000 km tentu cepat tercapai, dan oli harus segera diganti meskipun belum melewati enam bulan.

Namun sebaliknya, bagi pengguna yang jarang menggunakan mobil, melewati batas enam bulan juga bukan alasan untuk menunda penggantian. Perubahan senyawa kimia oli akibat waktu yang lama tetap menjadi faktor risiko yang nyata.

Kesimpulan: Jangan Tunggu Tanda-Tanda Kerusakan

Praktik terbaik dalam merawat mesin mobil adalah dengan tidak menunggu tanda-tanda kerusakan muncul. Penggantian oli harus menjadi bagian dari rutinitas servis berkala, baik berdasarkan jarak tempuh maupun waktu pemakaian. Keduanya saling melengkapi dan berperan dalam menjaga performa optimal kendaraan Anda.

Dengan memperhatikan hal ini, pemilik mobil tidak hanya menjaga efisiensi konsumsi bahan bakar, tetapi juga memperpanjang usia mesin, mencegah karat di ruang mesin, dan menghindari biaya perbaikan besar di masa depan.

Sebelumnya

Yamaha Nmax Turbo: Evolusi Skutik Touring Modern dengan Teknologi Futuristik

Selanjutnya

Menemukan Jalan Sendiri: Choirul Anwar, dan Perjalanan Kreativitas di Pesantren

Pelita Digital