Beranda Warta Mark Zuckerberg Akui TikTok Jadi Ancaman Serius bagi Meta di Persidangan Antimonopoli
Warta

Mark Zuckerberg Akui TikTok Jadi Ancaman Serius bagi Meta di Persidangan Antimonopoli

Gambar : Garuda TV

Pelitadigital.com  – CEO Meta Mark Zuckerberg memberikan kesaksian langsung dalam persidangan antimonopoli yang melibatkan Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat. Menurut https://beritaburung.news/  dalam sidang tersebut, Zuckerberg memaparkan secara terbuka tentang tantangan bisnis yang dihadapi Meta, terutama persaingan sengit dengan platform video pendek seperti TikTok.

Dalam sidang yang digelar pada Rabu (16/4), Zuckerberg tidak hanya menjelaskan posisi Meta dalam ekosistem digital global, tetapi juga berupaya membantah tudingan bahwa perusahaannya bersikap monopolistik. Ia menyebut TikTok sebagai faktor besar yang memicu perubahan besar dalam strategi Meta sejak kemunculannya.

“Kami mengamati bahwa pertumbuhan kami melambat secara drastis (seiring dengan kenaikan popularitas TikTok),” ungkap Zuckerberg dalam kesaksiannya, seperti dilansir https://beritaburung.news/ .

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ancaman dari TikTok membuat Meta harus bergerak cepat merespons situasi tersebut. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah meluncurkan Reels, fitur video pendek yang saat ini menjadi sumber trafik besar bagi Meta.

“Hal ini sangat mendesak, dan telah menjadi prioritas utama perusahaan selama beberapa tahun,” sambungnya.

Reels Sebagai Jawaban Meta

Reels diperkenalkan sebagai bentuk adaptasi Meta terhadap tren konsumsi konten visual yang bergeser ke arah video pendek. Dalam beberapa tahun terakhir, fitur ini menjadi pilar baru yang menopang pertumbuhan Meta, khususnya di platform Instagram dan Facebook.

Namun, kesaksian Zuckerberg bukan hanya soal Reels atau TikTok. Ia juga menyinggung fenomena lebih luas tentang pergeseran perilaku pengguna media sosial. Menurutnya, media sosial kini lebih banyak digunakan sebagai alat eksplorasi dan konsumsi konten, bukan lagi sekadar untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman.

Aplikasi (media sosial) kini berfungsi sebagai mesin penelusuran. Orang-orang dapat membawa konten itu ke mesin perpesanan,” ujar Zuckerberg  .

FTC Desak Meta Lepas Instagram dan WhatsApp?

Dalam persidangan ini, FTC mendorong agar Meta dipaksa memisahkan diri dari dua anak usahanya yang paling bernilai: Instagram dan WhatsApp. Jika gugatan FTC dikabulkan hakim, Meta bisa saja kehilangan dua platform tersebut dan harus mengoperasikannya sebagai entitas bisnis yang terpisah.

Langkah FTC tersebut dipicu oleh kekhawatiran bahwa Meta telah membentuk dominasi pasar dengan mengakuisisi pesaing-pesaing utama, sehingga menyulitkan kompetitor baru untuk berkembang.

Menariknya, akuisisi TikTok terhadap Musical.ly pada tahun 2017 juga disebut-sebut menjadi titik balik dalam persaingan antar platform. Setelah penggabungan tersebut, TikTok menjelma menjadi kekuatan baru yang mengancam dominasi Meta. Pada periode yang sama, Meta bahkan menghentikan pelaporan jumlah pengguna Facebook secara terpisah dalam laporan keuangan kuartalannya.

Sebagai gantinya, perusahaan memperkenalkan metrik baru yang disebut “keluarga aplikasi”—yang mencakup data gabungan dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Langkah ini dinilai sebagai strategi untuk menyamarkan perlambatan pertumbuhan Facebook, aplikasi inti mereka.

Tantangan Meta dalam Era Kompetisi Terbuka

Pernyataan Zuckerberg dalam persidangan memperlihatkan bahwa persaingan di dunia media sosial semakin kompleks. Tidak hanya TikTok, Meta juga menyebut YouTube, LinkedIn, dan iMessage sebagai kompetitor aktif yang mempersempit ruang dominasi mereka.

Zuckerberg dan tim hukumnya tampaknya ingin meyakinkan bahwa Meta tidak lagi berada dalam posisi dominan mutlak, melainkan justru terus berhadapan dengan tantangan nyata dari berbagai penjuru.

Dengan persidangan ini masih berlangsung dan keputusan akhir belum dijatuhkan, nasib masa depan Meta—terutama terkait kepemilikan atas Instagram dan WhatsApp—masih menjadi teka-teki besar. Namun satu hal jelas, lanskap media sosial dunia kini tengah memasuki fase baru yang jauh lebih kompetitif dan dinamis.

Sebelumnya

73 Daftar Perangkat yang Telah Mendukung eSIM di Indonesia

Selanjutnya

Spesifikasi OPPO Find X8s Terbaru, Teknologi Layar dan Kamera yang Siap Pukau Pasar

Pelita Digital