Penyakit Kuku dan Mulut pada Hewan Ternak yang Dapat Menular ke Manusia

Pelitadigital.com – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi perhatian di sektor peternakan Indonesia, terutama karena potensi dampaknya terhadap kesehatan hewan dan manusia.
Penyakit ini telah menyebabkan kerugian besar bagi peternak akibat penurunan produktivitas ternak yang terinfeksi.
Meskipun lebih dikenal sebagai penyakit yang menyerang hewan berkuku belah, masih ada kekhawatiran terkait kemungkinan penularan ke manusia.
PMK menurut PAFI Tana Toraja adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Aphthovirus dan dapat menyebar dengan cepat di antara hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Gejala utama pada hewan yang terinfeksi meliputi demam tinggi, luka melepuh pada mulut, lidah, serta kuku yang membuat hewan kesulitan makan dan berjalan.
Penyakit ini sangat menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, alat ternak yang terkontaminasi, serta melalui udara dalam radius tertentu.
Banyak penelitian menyebutkan bahwa PMK bukan penyakit zoonosis, artinya tidak secara langsung menular ke manusia.
Namun, manusia bisa menjadi pembawa pasif virus ini, terutama mereka yang sering berinteraksi dengan hewan ternak yang terinfeksi.
Kontaminasi dapat terjadi melalui pakaian, alas kaki, dan peralatan yang digunakan dalam kandang.
Meski tidak ada bukti bahwa PMK bisa menyebabkan infeksi pada manusia, beberapa kasus langka menunjukkan kemungkinan timbulnya gejala ringan seperti lepuhan pada kulit setelah kontak langsung dengan jaringan hewan terinfeksi.
Konsumsi daging dan susu dari hewan yang terinfeksi PMK juga menjadi perhatian.
WHO dan FAO merekomendasikan agar produk hewani diproses dengan baik sebelum dikonsumsi untuk menghindari kemungkinan kontaminasi virus.
Daging harus dimasak hingga suhu tinggi, dan susu harus melalui proses pasteurisasi untuk memastikan keamanannya.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengendalikan penyebaran PMK.
Program vaksinasi massal untuk hewan ternak terus dilakukan guna meningkatkan imunitas dan menekan angka penyebaran virus.
Selain itu, pembatasan pergerakan hewan ternak dari daerah yang terinfeksi juga diterapkan untuk mencegah penularan lebih luas.
Peternak diimbau untuk menerapkan biosekuriti yang ketat di kandang mereka.
Pembersihan dan disinfeksi rutin kandang, alat-alat peternakan, serta kendaraan yang digunakan dalam transportasi ternak menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan.
Masyarakat umum juga diharapkan lebih selektif dalam membeli produk hewani.
Pastikan daging dan susu yang dikonsumsi berasal dari sumber yang terpercaya serta telah melewati proses pemeriksaan kesehatan hewan oleh dinas terkait.
Dengan langkah-langkah yang tepat, penyebaran PMK dapat dikendalikan, sehingga dampak negatif terhadap industri peternakan dan masyarakat bisa diminimalkan.