Perbedaan Mutiara Hitam dan Putih: Asal, Karakter, dan Nilai Jualnya di Pasaran
Pelitadigital.com – Di dunia perhiasan, mutiara dikenal sebagai simbol kemewahan dan keanggunan yang abadi. Selama ini, kebanyakan orang mungkin lebih mengenal mutiara putih yang kerap menghiasi kalung atau anting elegan. Namun, ada satu jenis mutiara lain yang tak kalah memesona mutiara hitam. Meski sama-sama berharga, kedua jenis ini memiliki asal, karakter, dan pesona yang berbeda.
Asal-usul Warna: Dipengaruhi Spesies dan Lingkungan
Dikutip dari Kompas Menurut Pemilik Crocus Pearl, Sasmita Asryanti, menjelaskan bahwa perbedaan utama mutiara hitam dan putih terletak pada spesies tiram penghasilnya. Warna alami mutiara terbentuk dari jenis tiram dan kondisi lingkungan tempat ia tumbuh.
“Mutiara itu ada South Sea pearl (mutiara Laut Selatan) dan Tahiti. Biasanya mutiara yang warnanya hitam dikenal dengan mutiara Tahiti,” ujar Sasmita saat ditemui di pameran Inacraft 2025, Jakarta Pusat, Kamis (2/10/2025).
Mutiara Tahiti berasal dari tiram Pinctada margaritifera, yang hidup di perairan tropis sekitar Polinesia Prancis. Warna hitamnya tidak selalu pekat, melainkan sering menampilkan gradasi warna metalik seperti abu-abu tua, hijau tua, ungu, hingga biru kehijauan. Gradasi inilah yang membuat mutiara Tahiti tampak eksklusif dan misterius.
Sementara itu, South Sea Pearl atau mutiara Laut Selatan berasal dari tiram Pinctada maxima, yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia, Australia, dan Filipina. Jenis ini menghasilkan warna lembut seperti putih, keemasan (gold), hingga perak (silver), dengan kilau yang mewah dan menenangkan.
Perbedaan Habitat dan Karakteristik
Kedua jenis mutiara tumbuh di habitat berbeda, yang berpengaruh pada karakter dan ukuran hasil akhirnya.
“Keduanya berasal dari dua jenis tiram yang berbeda dan dari perairan yang berbeda. Tapi untuk kriteria mutiaranya sama seperti pada umumnya,” tambah Sasmita.
Mutiara Laut Selatan cenderung berukuran besar karena tiram penghasilnya memiliki ukuran tubuh yang juga besar. Kilau mutiara ini lembut dan elegan, menciptakan kesan klasik yang cocok untuk perhiasan mewah.
Sebaliknya, mutiara Tahiti yang berwarna gelap menawarkan aura misterius dan eksotis. Kilau metaliknya memberikan karakter kuat dan berani, sehingga banyak disukai oleh mereka yang ingin tampil beda dan modern.
Nilai Jual: Tak Hanya Ditentukan Warna
Baik mutiara putih maupun mutiara hitam sama-sama bernilai tinggi di pasaran. Namun, harga mutiara tidak hanya ditentukan oleh warnanya. Menurut Sasmita, bentuk, ukuran, dan kualitas permukaan menjadi faktor utama dalam menentukan nilai jual.
“Meskipun warnanya gelap, mutiara Tahiti itu juga bisa dijual mahal jika bentuknya bulat sempurna, seragam, dan permukaannya mulus,” jelasnya.
Kriteria utama yang membuat mutiara bernilai tinggi mencakup bentuk bulat sempurna, kilau merata, permukaan tanpa cacat, serta ukuran yang proporsional. Artinya, mutiara hitam yang langka dan berkilau tajam bisa menyaingi harga mutiara putih berkualitas tinggi.
Pesona Abadi di Dunia Perhiasan
Keunikan warna dan karakter membuat kedua jenis mutiara ini memiliki penggemar tersendiri. Mutiara putih kerap melambangkan kemurnian dan keanggunan klasik, sementara mutiara hitam mencerminkan kekuatan, misteri, dan keindahan yang eksotis.
Tak heran jika para kolektor maupun desainer perhiasan dunia kerap memadukan keduanya untuk menciptakan karya yang seimbang antara kelembutan dan kekuatan.
Kesimpulan
Perbedaan antara mutiara hitam dan putih bukan hanya pada warna, tetapi juga pada asal tiram, habitat, dan karakter visual yang dihasilkan. Baik South Sea Pearl maupun Tahiti Pearl, keduanya memiliki nilai estetika dan ekonomi yang tinggi jika memenuhi kriteria kualitas.
Mutiara putih memikat dengan kemewahan yang tenang, sementara mutiara hitam mempesona dengan daya tarik misteriusnya. Keduanya menjadi bukti bahwa keindahan alam dapat tampil dalam banyak warna masing-masing dengan pesona yang tak tergantikan.
