Pelitadigital.com – Spotify, platform streaming musik terkemuka, dikabarkan akan menyesuaikan biaya berlangganan di beberapa pasar utama serta memperluas fitur-fiturnya pada tahun ini.
Dilansir dari JPNN.com biaya berlangganan akan mengalami kenaikan, dengan paket individu diperkirakan naik sebesar USD 1 per bulan, menjadi USD 12, sedangkan paket keluarga dan duo akan naik sebesar USD 2 per bulan, mencapai sekitar Rp 31 ribu di pasar Inggris, Australia, Pakistan, dan dua pasar lain yang belum disebutkan.
Seorang sumber yang mengetahui masalah ini menyatakan bahwa di Amerika Serikat, pasar terbesar bagi Spotify, kenaikan harga ini diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun ini. Alasan di balik penyesuaian harga ini diyakini berkaitan dengan upaya Spotify dalam menutupi biaya pengadaan audiobooks, yang baru-baru ini telah dimasukkan ke dalam layanannya.
Seorang juru bicara Spotify mengungkapkan, “Pelanggan Spotify akan mendapatkan hingga 15 jam mendengarkan audiobooks per bulan. Namun, tentu saja, perusahaan harus membayar penerbit audiobooks untuk semua waktu mendengarkan yang ditawarkan secara ‘gratis’, meskipun sejauh ini perusahaan hanya menghasilkan uang untuk audiobooks dari pendengar yang melebihi batas yang disebutkan di atas.”
Selain itu, Spotify juga tampaknya akan memperkenalkan rencana baru yang hanya menawarkan musik dan podcast tanpa audiobooks, dengan harga yang sama dengan paket premium individual saat ini. Pengguna yang ingin menikmati audiobooks akan diharuskan membayar tambahan.
Sementara itu, terdapat pula rencana untuk meluncurkan paket “supremium” yang memberikan pelanggan akses ke audio dengan fidelitas tinggi, bersama dengan fitur-fitur lain yang belum dijelaskan secara rinci.
Menurut data, pada akhir tahun 2023, Spotify telah mencatat total 602 juta pengguna, di mana 236 juta di antaranya merupakan pelanggan berbayar. Perubahan harga dan penambahan fitur ini diharapkan dapat memperkuat posisi Spotify di pasar streaming musik yang semakin kompetitif.